Menghafal
adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan
apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Tak heran kita lihat sebagian
masyarakat Indonesia, terutama para lansia rata-rata hafal surat Yasin dan Al
Waqiah. Burung Kakatua pun mampu menghafal jumlah susunan kata, karena sering
mendengar kata-kata tersebut.
Kalau burung
saja dapat menghafal sejumlah kata, apalagi manusia. Jika rajin, dengan izin
Allah, kita lebih mampu daripada burung kakatua. Anak balita pun kadang mampu
mengucapkan kata dengan persis iklan yang biasa didengarnya di tv.
Oleh karena
itu, siapa pun dapat menghafal Al Quran. Anak-anak, remaja, bahkan lansia asal
mau ia akan hafal sebagian atau seluruh Al Quran. Sahabat Rasulullah saw.
rata-rata mengenal Al Quran ketika usia dewasa. Ini berarti umur bukan
penghalang utama dalam menghafal Al Qur’an, bukan pula kesibukan atau status
sosial.
Penghalang
utama menghafal Al Qur’an adalah malas, tidak ada kemauan, hilang akal dan mati
hati. Jika penghalang-penghalang di atas dibuang, insya Allah Alquran mudah
dihafal. Sedang banyak atau sedikitnya jumlah hafalan tergantung tekad yang
dimiliki. Namun, memang tiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dalam
mengingat sesuatu yang telah diulang-ulang. Sebagian hafal dengan pengulangan
lima kali, sebagian yang lain akan hafal kalau diulang 20 kali bahkan 30 kali.
Yang penting akhirnya akan sampai hafal di luar kepala.
Namun dengan
memahami teknik menghafal al-Quran yang efektif, insya Allah
kekurangan-kekurangan yang ada dapat diatasi. Ada beberapa teknik menghafal
al-Qur’an yang sering dilakukan oleh para penghafal, di antaranya:
1. Teknik
memahami makna ayat sebelum menghafal
Teknik ini
biasanya cocok untuk orang yang berpendidikan tinggi. Ayat-ayat yang akan
dihafal dipahami terlebih dahulu. Kita dapat menggunakan terjemahan Al Qur’an
terbitan Departemen Agama. Lebih ideal kalau dipahami melalui kitab tafsir
hingga terasakan makna tiap ayatnya.
Ukur
kekuatan menghafal kita, kemudian tentukan berapa halaman kemampuan daya otak
mengingatnya. Jika dua halaman dalam satu jam misalnya, maka pahami dua halaman
ayat-ayat tersebut dengan baik maksudnya hingga terbayang semua maksudnya
ketika kita membacanya.
Setelah paham, cobalah baca berkali-kali sampai kita
dapat mengingatnya. Jangan lupa ketika mengulang-ulang hendaknya otak ikut
mengingat maksud tiap ayat yang dibaca. Insya Allah kita akan memperoleh
hafalan lebih cepat. Dengan izin Allah, Ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf, (penulis
buku Kiat Sukses Menjadi Hafizh Quran Daiyah & Pimpinan Markaz Al
Qur’an Jakarta Timur) dapat menyelesaikan 30 juz dalam 6 bulan melalui
cara ini.
Sekarang
kita coba baca ayat-ayat yang tengah kita hafal dengan menutup mushaf
(lembaran) Al quran ulang berkali-kali hingga tidak terjadi kesalahan
sedikitpun. Lancar seperti air yang mengalir. Namun jangan cepat puas. Hafalan
kita teruji dengan baik jika kita tetap lancar membacanya tanpa melihat mushaf.
Jika masih mendapatkan kesalahan dan lupa beberapa ayat, ulangilah terus hingga
bersih dari kesalahan. Tahapan-tahapan ini perlu dilakukan agar saat setor pada
guru pembimbing, kita dapat melakukannya dengan lancar. Kelancaran ketika
menyetorkan hafalan merupakan kepuasan dan kebahagian sendiri bagi penghafal Al
Qur’an.
Oleh karena
itu, usahakanlah menyetor hafalan dalam kondisi yang prima. Hal ini akan
menambah semangat untuk meneruskan hafalan berikutnya. Dan sebaliknya, kondisi
hafalan yang tidak lancar dapat mematahkan semangat menghafal.
2. Teknik
mengulang-ulang sebelum menghafal
Cara ini lebih
santai tanpa harus mencurahkan seluruh pikiran. Sebelum memulai menghafal,
bacalah berulang-ulang ayat-ayat yang akan kita hafal. Jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan. Sebagian penghafal melakukannya sebanyak 35 kali pengulangan.
Setelah itu baru memulai menghafal.
Dengan cara
ini kita akan merasakan kemudahan khusus dalam merekam ayat-ayat tersebut.
Namun cara ini memerlukan kesabaran ekstra, karena akan memakan waktu yang
cukup banyak. Suara kita akan banyak terkuras. Namun jangan kuatir, Allah swt.
menciptakan pita suara dengan kuat, semakin dipakai untuk bersuara semakin
tidak mudah serak. Karena itu jangan kaget, jika ketika kita mulai menghafal
suara cepat serak. Itu hanyalah efek dari suara yang tadinya jarang dikeluarkan
kemudian secara mendadak banyak dikeluarkan. Yakinlah bahwa suara kita kuat
tidak mudah serak walaupun berjam-jam bersuara. Kita bisa buktikan suara para
penghafal Al Qur’an di sekitar kita, rata-rata mereka memiliki suara yang kuat
tidak mudah serak.
Perlu kita
ketahui bahwa cara ini sangat cocok bagi penghafal yang daya ingatannya lemah.
Hanya saja diperlukan kondisi fisik yang prima. Karena kita harus duduk dan
bersuara dalam waktu yang cukup lama. Cocok juga bagi anak-anak yang sedang
mengikuti program menghafal. Karena anak belum mampu mengingat sendiri, jadi
orang dewasalah yang harus membacakan padanya sampai hafal.
3. Teknik
mendengarkan sebelum menghafal
Sebagian
penghafal ada yang cocok dengan cara ini. Karena tidak memerlukan pencurahan
pemikiran yang serius yang bisa membuat pikiran cepat tegang. Penghafal hanya
memerlukan keseriusan mendengar ayat-ayat yang akan dihafal. Ayat-ayat yang
akan dihafalkan dapat didengarkan melalui kaset-kaset atau mp3 player
tilawah Al Qur’an yang sudah diakui keabsahannya, mendengarkannya harus
dilakukan dengan berulang-ulang.
Bagi mereka yang memiliki mp3 player atau audio
tape mobil cara ini cukup bagus selama perjalanan panjang dapat
dimanfaatkan untuk mendengarkan ayat-ayat yang akan dihafal. Setelah banyak
mendengarkan, kita dapat memulai menghafal ayat-ayat tersebut dan akan
mendapatkan kemudahan tersendiri ketika menghafalnya.
Menghidupkan
Al Qur’an lewat shalat jamaah, baik wajib ataupun sunnah, dapat memudahkan
mukmin yang cinta berjamaah untuk menghafal Al Qur’an. Dalam shalat Rasulullah
saw. selalu memperdengarkan ayat-ayat yang panjang dan tidak berbatas pada
surat-surat yang pendek. Dapat kita bayangkan andai seseorang biasa shalat
jamaah sekian tahun, berarti ada beberapa ayat yang sudah akrab didengar.
Namun
kenyataan yang ada di masyarakat seringkali para iman terbatas dalam bacaan.
Surat Al Kafirun, Al Ikhlas, Al Falaq, dan surat-surat yang pendek merupakan
bacaan yang lazim. Maka wajar jika surat-surat itulah yang sering dihafalkan
oleh orang-orang. Sedangkan surat-surat yang lain, jangankan hafal
ayat-ayatnya, kenal nama-nama suratnya pun tidak.
4. Teknik
menulis sebelum menghafal
Sebagian
penghafal Al Qur’an ada yang cocok dengan menulis ayat-ayat yang akan dihafal.
Cara ini sebenarnya sudah sering dilakukan para ulama zaman dahulu. Setiap ilmu
yang mereka hafal langsung mereka tulis. Hal ini dapat kita lihat dalam gubahan
sya’ir mereka yang menganjurkan penulis ilmu (yang artinya):
Ikatlah
binatang-binatang buruanmu dengan tali-tali yang kuat.
Adalah
perbuatan yang dungu, jika engkau berburu rusa, kemudian engkau lepaskan di
antara binatang-binatang buruan yang lain secara bebas.
Sebenarnya
teknik apapun yang kita lakukan, tidak akan terlepas dari pembacaan yang
berulang-ulang sampai kita dapat mengucapkannya tanpa melihat mushaf
sedikit pun. Teknik-teknik di atas hanyalah langkah awal yang sering dilakukan
para penghafal Al Qur’an ketika memulai menghafal agar mendapat kemudahan.
Sedang cara mana yang paling ideal, hampir tidak dapat dipastikan. Karena semua
teknik di atas sesuai dengan selera para penghafal itu sendiri.
Kesimpulannya,
yang paling baik adalah yang membuat kita betah dan merasakan kenikmatan ketika
menghafal. Silakan mencoba yang paling baik dan yang paling mudah untuk kita
lakukan. Selamat mencoba, semoga Allah memberi taufik dan pertolongan kepada
kita. Jangan lupa banyak berdoa dan mengingat yang kita hafal adalah Kalam
Allah yang Mahaagung & Mahasuci.(diolah dari: Kiat Sukses Menjadi Hafizh
Quran Daiyah, Abdul Aziz Abdul Rauf, Al Hafidz, Penerbit Asy Syaamil, tahun
2000, hlm. 59-64).{}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar